Blogger Jateng

Parikesit Seda



Setelah Pandawa seda, dimana mereka mendapat kemulyaan di swargaloka, maka kita ingin tahu keadaan cucu Arjuna, bernama Parikesit, bagaimana ia menjalankan roda pemerintahan.
Suatu hari ia berkeinginan berburu di hutan larangan, hutan untuk rakyat memasuki, kalau raja boleh. Dengan diikuti beberapa pasukan, berangkatlah. Prabu Parikesit kini sedang mengejar seekor kijang. Entahlah, ya, yang berburu kiang seperti mendapat kuwalat dari dewa, Pandu, Rama, Raja Dusyanta, dan kini Parikesit pun terlibat perburuan kijang.
Sementara Prabu Parikesit kehilangan kijang buruannya, Parikesit tengok kanan dan tengok kiri, tahulah Parikesit di daerah ini ada pertapaan.
Parikesit melihat seorang Resi sedang brertapa, Begawan Sarmiti namanya. Parikesit menanyakan kearah manakah kijang itu lari. Begawan Sarmiti tidak menjawab, karena ia memang sedang bertapa.
Melihat Begawan Sarmiti tidak menjawab, maka marahlah ia. Parikesit melihat bangkai ular tak jauh dari tempat Begawan Sarmiti bertapa. Dengan pedangnya, diambilnya bangkai ular itu, dan dikalungkannya dui leher sang Begawan. Parikesit kemudian meninggalkan pertapaan Begawan Sarmiti.
Sesampai di istana, Parikesit, baru menyadari akan kesalahannya, ia ingin kembali ke pertapan Begawan Sarmiti, untuk melepas ular yang dikalungkannya di leher Begawan Sarmiti, dan minta maaf akan kesalahannya, namun karena ia seorang raja, malu kalau martabatnya jatuh karena harus minta maaf kepada Begawan Sarmiti.
Sementara itu Begawan Srenggi, putera Begawan Sarmiti, amat marah, atas kelakuan Parikesit. Ia berjanji akan membunuhnya, dengan cara apapun. Begawan Sarmiti melarang Senggi membunuh Prabu Parikesit.
Prabu Parikesit diberitahu oleh seorang Begawan yang tahu apa yang akan terjadi seminggu mendatang. Parikesit diminta sembunyi di dalam suatu ruangan, yang orang lain atau binatang bisa masuk.
Kala satu minggu Parikesit luput dari kematian, Parikesit akan berumur panjang. Parikesit pun bersembunyi di suatu tempat.
Satu hari, dua hari sampai enam hari Parikesit masih selamat. Srenggi mengutus seekor naga bernama Taksaka. Taksaka berdiri di sekitar lorong menuju kamar itu tanpa ada seorang tahu akan keberadaannya.
Ia menunggu kesempatan, ada orang datang yang bertugas mengirim makanan pada Parikesit. Akhirnya datrang kesempatan itu, Naga Taksaka berubah menjadi ulat kecil masuk dalam sebuah jambu, santapan Prabu Parikesit.
Dayang diantar seorang perajurit mengetuk pintu kamar, pintu membuka sedikit, dan dayang menyampaikan santapan ke kamar Parikesit, setelah makanan dimasukkan, keduanya meninggalkan kamar Parikesit.[Parikesit mengunci lagi kamar tersebut. Belum jauh dari kamar Parikesit, dayang dan perajurit mendengar suara teriakan yang menyayat hati, dan tewaslah Prabu Parikesit.