Blogger Jateng

Sisupala




Supala Jogja (kiri) Supala kanan (kanan)


Dewi Sruta menjadi Permaisuri raja Cedi,yaitu Prabu Damagosa, Dari Dewi Sruta, Prabu Darmagosa mendapatkan seorang putera seorang anak laki laki bernama Sisupala, Supla..Kelahiran Sisupala mengejut kan banyak orang. Bayi Sisupala dilahirkan dengan empat tangan dan tiga mata. Prabu Damagosa sudah berikhtiar kemana mana namun tidak satupun bisa menjadikan bayi itu normalseperti bayi bayi yang lain. Hingga pada suatu saat, ketika Prabu Damagosa di sanggar pamujan, iamendengar suara dewa memberitahukan, kalau bayi Supala akan menjadi normal kalau di pangku seorang titisan Batara Wisnu.Namun patut diingat bahwa orang yang bisa menyempurnakan bayi Sisupala menjadi normal, kelak juga yang akan menjadi penentu kematian Sisupala. Oleh Prabu Damagosa dan Permaisuri Dewi Sruta,diundanglah saudara saudaranya baik dari keluarga Prabu Damagosa dan keluarga Permaisuri Dewi Sruta.Akhirnya berkumpullah seluruh keluarga Prabu Damagosa dan keluarga Permaisuri, Dewi Sruta. Diantara seratusan orang yang hadir, terdapat pula Kakrasana dan Narayana putera adik Dewi Sruta, Prabu Basudewa raja Mandura. Mereka diberi kesempatan memangku bayi Sisupala. Belum juga berhasil. Kemudian jatuh giliran pada Kakrasana, juga belum berhasil, kini tinggal Narayana. Narayana menerima bayi Sisupala, yang tak lain saudara sepupunya. Tiba tiba dengan kehendak dewata.bayi Sisupala dipangkuan Narayana, menjad sempurna. Bayi Sisupala normal seperti bayi bayi yang lain, dua tangannya dan 1 matanya sirna. Dewi Sruta dan Prabu Damagosa, merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Sebagai kakak ayah Narayana atau sebagai uwa Dewinya Narayana, sangat berterimakasih pada Narayana. Namun Dewi Sruta, juga menjadi bimbang, ketika ingat pesan dewata, bahwa seorang yang bisa menyempurnakan bayinya, juga sebagai penentu kematian anak itu kelak.Untuk itu Dewi Sruta minta diterangkan, karena menurut bisikan dewata, bahwa yang bisa mengembalikan bayi Sisupala menjadi bayi yang normal adalah titisanBatara Wisnu, maka ia pula yang akan membunuhnya. Maka Dewi Sruta meminta agar Narayana bias menghindarkan ketentuan dewata, maka apakah yang bisa membuat Sisupala terhindar dari kehendak dewata. Narayanapun memberikan penjelasan. Karena sudah menjadi kehendak dewata, maka Sisupala hendaknya juga bisa menyingkiri apa yang bisa menjadikan kemarahan titisan Batara Wisnu. Dimintanya Narayana tidak akan membunuhnya kelak. Dan Dewi Sruta juga minta diberi penjelasan, apakah yang bias membuat kemarahan Titisan Batara Wisnu Karena banyak kesalahan yang akan terjadi, karena dalam hubungan saudara atau hubungan apapun kadang kadang akan membikin marah seseorang. Narayana menerangkan, bahwa ia hanya minta satu saja, aitu Sisupala jangan sampai memarahi dan mempermalukan Narayana dihadapan seorang raja manapun. Dewi Sruta meminta Narayana sabar, apabila Sisupala baru membuat kesalaahan yang pertama, kepada Narayana, jangan sampai kau membunuhnya,
Narayana meneruskan penjelasannya. bahwa apabila Sisupala memarahi dan mempermalukannya dihadapan raja raja sampai jumlah 100 raja, baru bisa membuat kemarahan titisan Wisnu. Dewi Sruta ber terima kasih pada Narayana, pada pikiran Dewi Sruta, Narayana telah memberi kesempatan 100 kali pada Sisupala. Sehingga dengan demikian Sisupala terhindar dari sumpah dewa, karena tidak mungkin Sisupala akan mengulangi kesalahan yang sama sampai seratus kali.
Dewi Sruta bersyukur kepada dewa, anaknya terlepas dari
sumpah dewata. Kejadiannya sampai saatnya pada Sesaji Raja Suya